19:33 | Nama Pohon Andalas Diambil Jadi Nama Pulau Sumatera - 19:32 | Kabut Asap Berdampak Ke Sumatera Barat - 19:32 | Bupati Irdinansyah Ajak Masyarakat Hindari Dampak Buruk Kabut Asap - 19:32 | 45 Anggota DPRD Bengkalis Resmi Dilantik - 19:31 | Bupati Amril Hadiri Pelantika Anggota DPRD Bengkalis Masa Jabatan 2019-2024
Kamis, 25 April 2024
Follow:
 
FAKTA POST / Regional
AKIBAT TANGGUL JEBOL
Ribuan Hektar Sawah di Meranti Terendam Air Laut

Jumat, 12/01/2018 - 17:36:32 WIB

TERKAIT:
   
 

FAKTAPOST.COM-SELATPANJANG:Dampak fenomena Supermoon yang terjadi pada awal tahun dan akhir Januari 2018 lalu menyebabkan air laut meluap membanjiri daratan. Akibatnya luapan air asin yang membawa lumpur masuk ke area persawahan dan halaman rumah warga di Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Sawah yang terendam merata di beberapa desa, seperti Desa Sungai Tohor, Bina Maju, Ke Rabu Rapat dan Desa Tanjung Sari.

Di Desa Kedabu Rapat tanggul yang jebol menyebabkan 10 hektar tanaman padi terendam.

Zahari (40) warga Dusun Sejunjung, Desa Ke rabu Rapat mengatakan para petani sempat cemas dan khawatir gagal panen.

"Sekitar 10 hektar sawah yang baru siap ditanami terendam air asin. Lumpur asin yang tinggal menyebabkan tanaman padi mati. Bayangan gagal panen jelas menghantui petani," ungkap Zahari.

Pembangunan tanggul sepanjang 24 KM itu dibiayai APBD Provinsi Riau 2017 dengan anggaran miliaran rupiah, diharapkan mampu membendung masuknya air asin ke persawahan dan perkebunan kopi serta kelapa milik masyarakat. Namun, tidak sempurnanya proyek pembangunan tanggul tersebut menyebabkan banjir air asin tak terbendung.

PJS Kepala Desa Bina Sempian, Pranoto membenarkan kejadian tersebut. Volume bangunan tanggul yang jebol tersebut berkisar 5 meter x 2 meter. Dia mengatakan pihak perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan tanggul tersebut enggan menutup titik lokasi bangunan tanggul yang jebol tersebut. Alasannya repot karena sulitnya menggerakkan alat berat karena butuh anggaran biaya yang besar.

"Akhirnya masyarakat yang turun tangan dengan gotong royong. Kalau tidak ditutup tanggul yang jebol tersebut, bukan hanya 10 hektar sawah saja yang terendam air asin. Tumpahan air asin akan turut membanjiri 50 hektar sawah di Dusun Parit Jang Desa Kedaburapat," tegas PJS Desa Bina Sempian tersebut.

Sementara itu di Desa Tanjung Sari, sawah yang terendam mencapai 60 hektar, sawah tersebut baru saja ditanami. Itu juga dikarenakan jebolnya tanggul yang dibangun.

Kabid Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Ketahanan Pangan dan Peternakan (DTPKPP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Syafril mengatakan dari 2 ribu hektare lebih sawah di Meranti yang terendam, 200 hektare di antaranya sudah terdaftar dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) program Kementrian Pertanian.

"200 hektare sawah tersebut diolah oleh 300 petani," ujarnya.

Minimnya sawah di Meranti yang diasuransikan lantaran program asuransi baru dijalankan di Meranti pada baru-baru ini.

Syafril menjelaskan, dengan program tersebut petani yang gagal panen bisa mendapatkan dana klaim sebesar Rp6 juta per hektare dari PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).

"Sawah yang ditanggung oleh pihak asuransi maksimal hanya 2 hektare, per hektarenya petani cukup membayar premi sebesar Rp36 ribu per musim tanam," ujar Syafril.

Agar terdaftar di asuransi tersebut, para petani cukup memberikan fotocopy KTP dan surat rekomendasi dari ketua kelompok taninya masing-masing.

"Nanti para penyuluh kami membantu mendaftarkan ke PT Jasindo. Begitu juga saat petani akan mengklaimnya," ujar Syafril.

Saat ini kata Syafril, pihaknya masih melakukan sosialisi ke seluruh desa agar seluruh petani di Meranti terdaftar di AUTP.

"Seharusnya 3.580 hektare sawah di Meranti yang akan ditanami sudah masuk ke asuransi. Namun saat ini, belum semuanya bisa ditanam karena intensitas hujan yang tinggi," ujarnya.

Selain itu kata Syafril, untuk mengatasi terendamnya sawah karena air hujan dan pasang laut pihaknya telah mengajukan proposal ke Balai Wilayah Sumatera III untuk menanggulangi genangan air yang membanjiri ribuan sawah di Meranti.

Ia mengatakan, bantuan yang diajukan ke Balai Wilayah Sumatera III yaitu, pembangunan 80 kilometer tanggul di Rangsang Barat.

"Tanggulnya sepanjang Desa Anaksetatah hingga Desa Melai di Kecamatan Rangsang Barat," ujar Syafril,

Selain tanggul, proposal yang diajukan pada 2017 lalu, pihaknya juga mengajukan pengadaan pintu klep berukuran besar sebanyak 8 unit.

"Tim dari Balai Wilayah Sungai Sumatera III sudah survei lokasi dan melakukan pengukuran, konsultannya juga sudah melakukan kajian selama satu bulan di Rangsang Barat," terang Syafril.

Syafril berharap usulan DTPKPP bisa direalisasikan pada tahun 2018 ini juga.

Selain mengajukan ke Balai Wilayah Sungai Sumatera III, Syafril mengatakan pada tahun ini pihaknya juga mengajukan bantuan pembangunan tanggul dan pintu klep untuk di seluruh desa yang rawan tergenang air ke Provinsi Riau.

"Total panjang tanggul 400 kilometer, sedangkan pintu klepnya sebanyak 50 unit," ujarnya.

Ia mengatakan tanggul dan pintu klep tersebut sangat dibutuhkan para petani di Meranti.

Pasalnya setiap musim penghujan, ribuan hektare sawah di Meranti terendam air.

"Hampir 4 ribu hektare sawah di Meranti yang berada di 5 kecamatan, lebih separuhnya selalu tergenang air," ujarnya.

Selain itu pihaknya juga akan merubah jadwal tanam, dimana pada awalnya ditanam pada bulan Juni maka akan di mundur dan akan ditanam pada bulan April. Selain itu bibit juga akan diganti, dimana pada sebelumnya menggunakan padi jenis Batang Pariaman, maka ke depannya akan dicoba menggunakan padi jenis varietas tahan air asin.***

virgin hair diamond jewelry

Copyright 2013 - 2020 PT. FAKTAPOST MEDIA CITRA, All Rights Reserved
[ REDAKSI & MANAJEMEN ]