19:33 | Nama Pohon Andalas Diambil Jadi Nama Pulau Sumatera - 19:32 | Kabut Asap Berdampak Ke Sumatera Barat - 19:32 | Bupati Irdinansyah Ajak Masyarakat Hindari Dampak Buruk Kabut Asap - 19:32 | 45 Anggota DPRD Bengkalis Resmi Dilantik - 19:31 | Bupati Amril Hadiri Pelantika Anggota DPRD Bengkalis Masa Jabatan 2019-2024
Jum'at, 26 April 2024
Follow:
OPINI
Muhibah SPS Riau
SEMALAM DIGENTING HIGHLAND KUALA LUMPUR
Kamis, 06/10/2016 - 00:08:36 WIB
TERKAIT:
   
 

PEKANBARU-RIAU:Tulisan ini saya uraikan kembali setelah pulang ke Riau. Awalnya adalah perjalanan Muhibah Serikat Perusahaan Pers ( SPS ) Cabang Riau ke negara tetangga, Kuala Lumpur, malaysia.

Dari Kota Pekanbaru Riau rombongan SPS yang ber-anggotakan 17 orang ini berangkat menuju negeri jiran malaysia. Setibanya di Kuala Lumpur, kami disambut oleh bas persiaran ( Bus Pariwisata-Indonesia) yang disediakan panitia.

Perjalanan membelah kota Kuala Lumpurpun dimulai dan sekitar pukul 13.30 Wib rombongan muhibah jurnalistik SPS Riau tiba di gedung Kumpulan Media Karangkraf, Selangor.

Digedung media yang cukup luar biasa ini kami diterima langsung oleh Dato' (DR) Hussamuddin Hj Yaacub, pengerus kumpulan media Karangkraf bersama pak cik Hasim. Pak cik Hasim inilah yang setia menemani kami untuk melihat seluruh ruangan dan peralatan mesin yang dipakai oleh media Karangkraf dalam menggerakan percetakan.

Hasilnya luar biasa!, kami terkagum-kagum dengan dengan produk percetakan media Karangkraf ini dimulai dari tabloid, koran, majalah, buku keagamaan, brosur, dan macam lainya.

Fhoto: David Leo lase

Mengingat hari semakin sore, rombongan SPS Riau meminta pamit kepada Dato' (DR) Hussamuddin Hj Yaacub dan pak cik Hasim menuju hotel tempat rombongan menginap.

Juma,t (30/09/2016) pukul 10.00 waktu Kuala Lumpur akhirnya kami sampai di sentral kereta gantung menuju puncak gunung yang menjulang tinggi yang dinamakan 'Genting Highlands'.

Selaku pelancong awam yang baru sekali ini menginjakkan kaki di kuala lumpur sangat kaget menjalani perjalanan ini yang menurut saya, kok kenapa sih begitu panjang gedungnya hanya sekedar naik turun escalator menuju genting?, bahkan beberapa rekan-rekan sudah bertanya, kapan nyampainya kalau begini?.

Setelah naik kereta gantung selam 15 menit akhirnya sampai juga di genting. Turun dari kereta gantung kami kemali naik turun escalator menuju hotel.

Setibanya kami dihotel ( digenting )  susana lampu kedap-kedippun seolah menyambut kedatangan kami.

Wowww. Rupanya ini namanya genting, gumamku dalam hati. Didalam lokasi genting ini terlihat begitu banyak manusia yang sengaja menghabiskan waktu dan uang untuk sekedar mencari kesenangan semata.

Dari pak cik Adnan, Pemandu wisata kami menyebutkan untuk  kelas masyarakat lokal ( Kuala Lumpur-red) tidak diperbolehkan untuk masuk genting, alasanya karena untuk masuk genting pasti mesti bawa uang yang banyak.

Didalam area  ini suasana yang ada hanyalah 'gemerlap' tidak ada siang dan tidak ada malam yang menerangi hanya lampu yang berwarna - warni nan lembut.

Siapa Pendiri GH?
Menurut cerita yang kami dapatkan dari pak cik Adnan, pendiri GH ( Genting Highlands)  ialah Lim Goh Tong yang menggeluti usaha perdagangan alat  mesin bekas, seorang pedagang  miskin asal china yang merantau ke Kuala Lumpur. Pada saat membangun gedung diatas bukit itu apalagi jaraknya sekitar 60 km dari kota kuala lumpur orang-orang mencibir bahkan menyebut dia gila, maklum pada saat itu akses jalan dan transportasi menuju ke GH belum ada. Semangat dan tekad LIm Goh Tong ternyata semakin membara.

Nenek Bungku dan Kakek Pakai Kursi Roda
Dipagi harinya ( sabtu, 01/10)  saya menikmati segelas kopi hangat disalah satu kedai kecil diteras GH, untuk menikmati kopi disana kita harus mengeluarkan uang sebesar 9 ringgit malaysia atau sekitar Rp 28 ribu  mata uang indonesia.

Yang mengejutkan pemandangan saya bukan masalah harga kopinya tetapi melihat nenek bungkuk dan kakek berkursi roda juga hadir mondar - mandir di area ini. Saya terpaksa bertanya untuk sekedar ingin tahu, apakah disini ada rumah sakit ( Hospital-red) sehingga nenek-nenek dan kakek ini datang?. Jawabanya tidak!. Disini tidak ada rumah sakit, disni tempat untuk menikmati kehidupan bagi yang punya duit.

Saya bertanya lagi. Maksudnya?. Ini GH tempat perjudian. Yang datang kesini sudah pasti bawa uang untuk berjudi kata teman saya itu.

Kunjungan ke Radio Televisi Malaysia.

Usai minum kopi di Gh, saatnya kami meninggalkan area ini untuk kunjungan Juralistik di RTM ( Radio Televisi Malaysia). Tiba di RTM sekitar pukul 15.00 waktu Kuala Lumpur, kembali kami ditemani pak cik Hasim untuk menemui pimpinan RTM. Luar biasa ramahnya, para krew RTM begitu sangat santun dan ramah melayani kami serta banyak hal yang mereka bicarakan kepada rombongan SPS Riau termasuk cerita soal indonesia dan Riau pada khususnya.

Di RTM yang begitu luas loaksinya, bersama krew RTM dan pak cik Hasim mengajak kami mengunjungi studio demi studio, dapur pengolahan berita dan program. Wowww...sekali lagi dalam hati saya, kapan Riau Punya Televisi sekelas ini ya? Semoga

penulis: david leo lase



Telah dibaca sebanyak (2215) kali
Index Opini
SANKSI PELANGGAR HUKUM KETENAGAKERJAAN

UPAH MINIMUM PROVINSI RIAU TAHUN 2020

JURNALISTIK DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Dari Bedah Kasus Berita Ramah Anak

Riau Disalai Asap

Sang Inspirator, Penyambung Asa Anak Nagari

"PERTAHANKAN BISNIS LNG, 100% UNTUK NEGARA"

"Off The Record" dan Tantangannya

JEJAK BERDIRINYA ARKANIS - PERUBAHAN

Sepak Terjang Syamsuar, Selain Putra Asli Nan Religi, Juga Pamong Birokrat Riau

virgin hair diamond jewelry

Copyright 2013 - 2020 PT. FAKTAPOST MEDIA CITRA, All Rights Reserved
[ REDAKSI & MANAJEMEN ]